Maggot, Pasukan Khusus Penghancur Sampah Organik yang Handal

05 March, 2020

Maggot, Pasukan Khusus Penghancur Sampah Organik yang Handal

MAGGOT

Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk,serta semakin meningkatnya perilaku konsumtif masyarakat, pengolahan sampah merupakan tantangan yang bukan hanya dihadapi pemerintah tetapi juga masyarakat, dan juga merupakan masalah baik negara maju maupun negara berkembang. Menanggapi kondisi tersebut, perlu dilakukan suatu upaya pemanfaatan sampah organik yang juga memiliki nilai ekonomis tinggi, salah satu upaya adalah dengan memanfaatkan maggot sebagai pengolah sampah organik.

Black soldier Fly (BSF) dan Maggot BSF adalah dua istilah / nama dari satu jenis hewan yang sama yang mempunyai perbedaan bentuk dan nama karena memiliki fase metamorfosis dalam siklus hidupnya seperti kupu-kupu dan ulat. BSF sendiri melekat pada fase lalat nya, dan maggot tentu saja pada fase larva nya. Maggot sangat aktif memakan sampah organik, sampah rumah tangga seperti sayuran, buah dan yang lainya bisa cepat diurai menjadi pupuk. Sampah organik yang membusuk akan menimbulkan bau tidak sedap bisa langsung diberikan kepda maggot-maggot smpah organik lansung di makan maggot tersebut dan tidak menimbulkan bau.

Kotoran mangot dari makanan sampah organik sangat baik digunakan untuk pupuk, pupuk yang dihasilkan bisa bernilai ekonomis tinggi. Dibandingkan dengan pengolohan sampah organik mengunakan teknologi, pengolahan maggot untuk sampah organik sangat murah, hanya dengan menyediakan kandang lalat yang berasal dari kayu dan kain hitam, juga bak-bak untuk memelihara maggot. Kabupaten Banyuwangi juga menerapkan pengolahan maggot untuk sampah organik. Seperti halnya Kecamatan Muncar, yaitu Desa Tembokrejo. Desa ini dipilih karena telah ada TPST  (tempat pembuangan sampah terpadu), sehingga dipandang paling potensial sebagai proyek percontohan penyelesaian masalah sampah di Muncar.

Selain sudah mempunyai TPST, Desa Tembokrejo juga mempunyai jumlah penduduk yang paling banyak di Muncar, yaitu sekitar 29.174 jiwa, atau 25 % dari keseluruhan penduduk Muncar yang berjumlah 133.187 jiwa. Dan TPST Tembokrejo, merupakan satu-satunya TPST yang ada di kecamatan Muncar. TPST yang merupakan proyek dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ini dibangun pada tahun 2016 untuk mengatasi masalah sampah.

Sementara mangot ini hanya membutuhkan 10-12 hari saja sampai siap panen. Dan maggot lalat tentara hitam dapat mengurai dan mengurangi sampah sampai lebih dari 80 persen, dan tinggal 20 persen residunya.Pembudi daya mangot pun juga untung, karena maggotnya bakal dipanen untuk kemudian dijual ke masyarakat sebagai pakan ternak atau ikan, dengan harga yang lebih tinggi dibanding olahan organik lainnya atau non organik sekalipun, yaitu Rp.6.000-7.000 per kilogramnya. Dan proteinnya pun terbukti lebih tinggi dari pakan ternak atau ikan yang lainnya.

0 Komentar

Silakan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar
Kita ikut berkontribusi

Wujudkan komitmen dalam
membangun negeri berperadaban tinggi